Diuretika
adalah senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urin yang lebih banyak.
Jika pada peningkatan ekskresi air, terjadi juga peningkatan ekskresi
garam-garam, maka diuretika ini dinamakan saluretika atau natriuretika
(diuretika dalam arti sempit). Walau kerjanya pada ginjal, diuretika
bukan ‘obat ginjal’, artinya senyawa ini tidak dapat memperbaiki atau
menyembuhkan penyakit ginjal, demikian juga pada pasien insufisiensi
ginjal jika diperlukan dialisis, tidak akan dapat ditangguhkan dengan
penggunaan senyawa ini (Mutschler, 1991). Obat-obat ini merupakan
penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya, Na+ dan ion lain seperti Cl-
memasuki urine dalam jumlah lebih banyak bila dibandingkan keadaan
normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk
mempertahankan keseimbangan osmotik. Jadi, diuretik meningkatkan volume
urine dan sering mengubah pH-nya serta komposisi ion di dalam urine dan
darah. Efektifitas berbagai kelas diuretik yang berbeda, sangat
bervariasi, dengan peningkatan sekresi Na+ bervariasi dari
kurang dari 2% untuk diuretik hemat kalium yang lemah, sampai lebih dari
20% untuk “loop diuretic” yang poten (Mycek, 2001).
Golongan
diuretika yang memiliki efek yang kuat yaitu diuretika golongan Loop
atau High-Ceiling Diuretic. Diuretik kuat mencakup sekelompok diuretik
yang efeknya sangat kuat dibandingkan diuretik lain. Tempat kerja
utamanya di bagian epitel anra Henle bagian asenden, karena itu golongan
ini disebut juga sebagai “loop diuretic”. Termasuk dalam golongan ini
adalah asam etakrinat, furosemid dan bumetanid. Asam etakrinat termasuk
diuretik yang dapat diberikan secara oral maupun parenteral dengan hasil
yang memuaskan. Furosemid atau asam 4-kloro-N-furfuril-5 sulfamoil
antranilat masih tergolong derivat sulfonamid. Bumetamid
merupakanderivat asam 3-aminobenzoat yang lebih poten daripada
furosemid, tetapi dalam hal lain kedua senyawa ini mirip satu dengan
yang lain (Ganiswarna, 2004).
Diuretika jerat Henle tipe furosemida mempunyai struktur sulfanilamida dan pada posisi o-
terhadap gugus sulfonilamida mempunyai penyulih penarik elektron. Sifat
yang khas pada senyawa ini adalah kerjanya yang singkat akan tetapi
amat intensif. Pada pemakaian secara parenteral, segera setelah
penyuntikan terjadi peningk`tan ekskresi natrium, klorida, dan air yang
lebih besar daripada ekskresi yang disebabklan oleh semua diuretika
lainnya (Mutschler, 1991).